Organisasi di Indonesia 1 (Perbedaan Gender)

Organisasi merupakan perkumpulan yang terdiri dari lebih dari satu anggota, dimana di dalamnya memiliki tujuan yang sama.
Semua organisasi tentunya memiliki visi dan misi yang berbeda-beda. Namun hakikatnya, semua organisasi memiliki pembagian job disk sendiri-sendiri.

Pembagian jobdisk merupakan kegiatan sederhana namun ini merupakan suatu titik awal organisasi tersebut untuk melangkah ke program kerjanya.
Seringkali ditemukan pembagian yang tidak merata atau tidak berjalan sesuai kesepakatan.

Secara analogi, organisasi dikatakan sebagai tubuh dimana kepala merupakan ketua, sedangkan tangan-kaki-telingan-dsb merupakan anggota dari organisasi tersebut. Masing-masing anggota tubuh memiliki tugas sendiri-sendiri. Bisa dibayangkan, bila salah satu anggota tubuh yang tidak menjalankan tugasnya, maka tubuh tersebut akan sakit/tidak bisa berjalan dengan baik.

Demikian pula dengan organisasi, bila salah satu anggotanya tidak dapat menjalankan tugas sesuai dengan porsinya, bisa dipastikan organisasi tersebut sakit sehingga secara tidak langsung akan terjadi pengerjaan tugas yang tidak seimbang.

Indonesia merupakan negara dimana paham 'gender' dan 'sungkanisme' masih berjalan. Di dunia modern seperti ini ternyata perbedaan gender masih sangat kental. Beberapa kali saya mendapatkan beberapa perlakuan yang tidak mengenakkan pada pengalaman berorganisasi dari kaum laki-laki. memang, tidak semua laki-laki seperti itu. Tapi kejadian seperti ini tidak terhitung satu-dua kali saja.

Entah itu memang sifat dasar lelaki yang sulit untuk melihat sesuatu dari kacamata objektifitas atau memang di Indonesia perbedaan gender masih dipandang penting. Dalam berorganisasi, gender sama sekali tidak menjadi bahan dari pertimbangan pembagian jobdisk. Bukan hal yang salah lagi, bila perempuan menjadi pemimpin ataupun lelaki menjadi anggota saja. Organisasi yang baik pastinya memiliki struktir organisasi yang jelas dimana pembagiannya berdasarkan kacamata profesionalitas.

Memang, secara perlahan, perempuan di Indonesia (akhirnya) mendapatkan kedudukan yang tinggi. Tapi pada praktiknya, tidak jarang anggota lelaki yang tidka mau menjalankan jobdisknya janya karena ketuanya adalah seorang perempuan.

Kata-kata penolakan dengan siratan bahwa perempuan masih tidak pantas 'mengatasi' sering terdengar.

Sungguh miris melihat kenyataan seperti ini. Saya jadi merasa maklum, bila negara saya tercinta ini mengalami kemajuan yang lambat.

Saya tahu, hawa memang tercipta dari tulang rusuk adam. Namun, hal ini tak ada hubungannya dengan organisasi. jadi janganlah sekali-kali kaum adam merasa 'gengsi' mendengarkan 'perintah' atasannya meskipun yang memegang jabatan tersebut adalah kaum hawa.

3 komentar:



novi cuk lanang mengatakan...

saya gak pernah gengsi dengan pimpinan dari kaum hawa. tapi kaum hawa yang sering gak enak hati nyuruh saya :)

Rudy mengatakan...

Mreka yg sperti itu perlu dikasi pemahaman.

OmahKido mengatakan...

permisi mau numpang baca2...makasih

Posting Komentar

Terimakasih sudah berbaik hati memberikan komentar. Percayalah bahwa kekayaan hati bermulai ketika kita membuat orang lain senang.
Luph u. Muah